Salah satu lagu kesukaan saya, Original Soundtrack (Ost) dari anime Shigatsu wa Kimi no Uso ending ke-2, Orange (Accoustic version) by 7!! (Seven Oops).
Penasaran? langsung klik disini aja
Kamis, 28 Mei 2015
Rabu, 20 Mei 2015
Download Okumura Rin Satan
Okumura Rin, merupakan karakter Protagonis dan juga karakter utama utama dalam sebuah manga karangan Katou Kazue yang berjudul Ao No Exorcist (Blue Exorcist), manga tersebut sudah diadaptasi kedalam sebuah anime dengan judul yang sama.
Nah saya ingin berbagi hasil menggambar karakter utama Okumura Rin dengan menggunakan Paint Tool SAI.
untuk link downloadnya di bawah ini
Download Okumura Rin Satan jpg
Nah saya ingin berbagi hasil menggambar karakter utama Okumura Rin dengan menggunakan Paint Tool SAI.
untuk link downloadnya di bawah ini
Download Okumura Rin Satan jpg
Nijimura Koutaro
Nijimura Koutaro, adalah karakter fiksi pertama yang saya buat, dengan durasi pembuatan kurang lebih 2 hari akhirnya karakter fiksi ini berhasil di selesaikan.
Profil singkat Nijimura Koutaro:
Nama untuk Indonesia : -
Nama untuk Jepang : Nijimura Koutaro
Lahir : 16 Mei
Zodiak : Taurus
Golongan Darah : O
untuk lebih detailnya bisa di download https://www.tusfiles.net/ulc1bdla6oyy
Profil singkat Nijimura Koutaro:
Nama untuk Indonesia : -
Nama untuk Jepang : Nijimura Koutaro
Lahir : 16 Mei
Zodiak : Taurus
Golongan Darah : O
untuk lebih detailnya bisa di download https://www.tusfiles.net/ulc1bdla6oyy
Selasa, 28 April 2015
Belajar Menggambar Digital dengan Paint Tool SAI
Menonton anime dan membaca manga (komik), merupakan bagian dari hobi saya, menggambar pun tak lepas dari hobi yang saya nikmati. Sambil mengisi waktu senggang di sela-sela kesibukkan saya bekerja dan kuliah, saya mengisinya dengan menggambar ataupun baca buku. Salah satu teman saya kebetulan minta dbuatkan gambar menggunakan aplikasi Paint Tool SAI. Saya akan berbagi hasil menggambar saya dengan menggunakan Paint Tool SAI, saya juga masih belum mahir, tapi mudah-mudahan hasilnya bisa dinikmati.
Berikut hasilnya :
Rabu, 07 Januari 2015
Efektifkah Ujian Nasional Dalam Proses Pembelajaran?
S
|
etiap menjelang berakhirnya tahun ajaran, setiap instansi
pendidikan (baik sekolah, Dinas Pendidikan dll) tentunya di sibukkan dengan
penyelenggaraan yang rutin di lakukan setiap tahunnya yakni Ujian Nasional
(UN). Mulai dari persiapan logistik (lembar soal) hingga persiapan administrasi
peserta (UN) yang jauh-jauh hari di siapkan; seperti usulan calon peserta UN,
BIOS UN (Biodata Peserta UN) dan juga kesanggupan setiap sekolah untuk
menyelenggarakan UN. Hal ini tidak terlepas dari peran pemerintah (dibaca
MENDIKNAS) dalam upaya mencerdaskan bangsa, seperti yang tertuang dalam UUD
1945 yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Namun dibalik itu semua masih
mengundang pro dan kontra dari beberapa pihak yang menjadikan UN sebagai
standar kelulusan. Pasalnya UN di anggap kurang/tidak efektif dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan fakta yang ada perbedaan standar kualitas sarana
prasarana sekolah di Indonesia bagian Barat (Pulau Jawa khusunya) berbeda
dengan wilayah Indonesia bagian Timur seperti Sulawesi, Maluku, Papua dll, dari
segi tenaga pendidik dan kependidikan juga memiliki kualitas yang berbeda. Yang
menjadi permasalahan adalah kurangnya perhatian pemerintah dalam mengelola sarana
dan prasarana sekolah yang ada.
Dengan ketentuan standar nilai tertentu dalam UN
sebagai syarat lulusnya sekolah malah semakin menjadikan kualitas pendidikan di
Indonesia justru semakin menurun. Dengan standar nilai yang ditentukan ini,
bukan hanya siswa yang merasa terbebani dengan target harus mencapai standar
tersebut, tidak jarang sekolahpun ikut berperan dalam memanipulasi nilai ujian
sekolah para siswa agar mampu menutupi nilai UN jikalau kurang atau bahkan
tidak mencapai standar nilai tersebut, bahkan ada yang nekat membayar dengan
rupiah hanya demi kunci jawaban soal UN. Hal ini dilatar belakangi karena
sekolah tidak ingin turun reputasinya hanya karena ada siswanya yang tidak
lulus dalam Ujian Nasional. Karena dewasa ini reputasi sekolah dilihat dari
seberapa banyak siswanya yang lulus dalam Ujian Nasional. Dengan demikian Ujian
Nasional bukan hanya dijadikan sebagai barometer untuk mengetahui
tingkat kecerdasan siswa melainkan juga sebagai alat ukur untuk mengetahui
sekolah unggulan atau tidak.
Jika kita melihat lebih jauh lagi dari segi
sarana dan prasana antara sekolah yang berada di pedesaan dengan yang berada di
kota jelas sekali perbedaan kualitasnya, dimana sekolah yang berada di kota
falisitasnya boleh dibilang menunjang atau bahkan sangat menunjang untuk
melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan suasana yang aman dan
nyaman tentunya, dimana tidak ada ancaman ruang kelas yang roboh, ataupun yang
lainnya. Kontras sekali dengan fasilitas sekolah yang berada di pedesaan dimana
fasilitas serta sarana prasananya yang kurang menunjang untuk terciptanya
suasana belajar yang aman dan nyaman. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan
bagaimana kondisi setiap sekolah yang berada di pedesaan apakah sudah bisa
memberikan kenyamanan bagi siswanya dalam proses belajar?
Berdasarkan berita yang di kutip dari detik.com
besar dana yang di anggarkan oleh pemerintah untuk Ujian Nasional tahun 2013
lalu mencapai Rp. 543,4 miliar atau setengah
triliun rupiah lebih untuk dana Ujian Nasional (UN) 2013. Anggaran ini setara
dengan biaya per siswa Rp 39.000 dari total 14 juta siswa. Selain itu juga UN
tahun 2013 yang lalu menjadi sorotan masyarakat karena keterlambatan
pendistribusian soal yang menyebabkan terlambatnya penyelenggaraan UN di 11
Provinsi di Indonesia yang rencananya akan di gelar secara serentak di seluruh
Indonesia. Padahal dengan anggaran sebesar itu bisa digunakan untuk memperbaiki
sarana prasarana serta fasilitas di setiap sekolah yang mempunyai kekurangan
agar dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan suasana yang nyaman serta
memberikan rasa aman terhadap siswanya.
Lantas seberapa efektifkah Ujian
Nasional (UN) dalam proses pembelajaran untuk peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia ini? Setuju kah anda dengan adanya Ujian Nasional (UN) sebagai barometer
pendidikan di Indonesia?
Selasa, 06 Januari 2015
Hati-hati dengan Syirik
S
|
yirik.
Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata tersebut? Kebanyakan
orang mengira bahwa syirik itu sama dengan sifat iri. Namun, tahukah Anda bila
syirik sebenarnya tidak ada kaitanya dengan penyakit hati ini (iri). Syirik
sendiri merupakan salah satu penyebab dosa besar. Kenapa? untuk mengetahuinya
mari simak uraian di bawah ini.
Syirik
yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah
swt. Syirik ini dapat disamakan dengan menduakan hati. Pernahkah anda
membayangkan, bagaimana rasanya jika orang yang kita sayangi ternyata menduakan
kita? Tentunya, kita merasa sakit yang luar biasa, sakit yang tak terlihat
secara fisik.
Syirik
(mempersekutukan Allah) merupakan dosa yang paling besar dan paling berat
disisi Allah swt sebagaimana firman-Nya:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ
لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ
عَظِيمٌ -١٣-
“Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran
kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
(Q.S
Luqma [31] : 13)
Dan
tatkala beliau, Rasulullah Saw. ditanya, dosa apa yang paling besar? Beliau
menjawab, “Kamu membuat sekutu untuk Allah, sementara Dia telah
menciptakanmu.” (H.R Muttafaqun ‘Alaihi).
Allah
adalah dzat yang sangat menyayangi kita, mengasihi kita, memberikan kenikmatan
kepada kita, dan seterusnya. Kita diperintahkan hanya menyenbah kepada-Nya dan
hanya meyakini bahwa Dia-lah yang maha segalanya. Syirik adalah satu-satunya
dosa yang tak terampuni. Syirik sendiri terbagi kedalam dua jenis yaitu syirik
akbar (besar) pelakunya dihukumi keluar dari Islam, dan Allah tidak akan pernah
mengampuninya, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an. Allah swt berfirman,
إِنَّ اللّهَ لاَ
يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ
بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْماً عَظِيماً -٤٨-
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barang siapa
yang mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
(Q.S An-Nisa’ [4]: 48)
Syirik
besar ada empat macam:
- Syirik dalam berdo’a dan permohonan
Meminta kepada orang sudah mati atau yang tidak hadir di hadapan
kita adalah syirik, karena do’a adalah ibadah yang hanya Allah swt yang berhak
atasnya. Allah swt berfirman :
يُولِجُ اللَّيْلَ
فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ
تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ -١٣- إِن تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا
دُعَاءكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ
بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ -١٤-
“Dia
Memasukkan malam ke dalam siang dan Memasukkan siang ke dalam malam dan
Menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar menurut waktu yang
ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhan-mu, milik-Nya-lah segala
kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai
apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak mendengar
seruanmu, dan sekiranya mereka mendengar, mereka juga tidak memperkenankan
permintaanmu. Dan pada hari Kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan
tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh
(Allah) Yang Maha Teliti” (Q.S Fathir [35] : 13-14)
Rasulullah
Saw. bersabda : “Barang siapa yang meninggal dunia sedang ia meminta kepada niddan
selain Allah, maka dia masuk neraka” (H.R Bukhari)
Niddan
artinya yang dipersekutukan dengan Allah. Bagaimana mungkin si mayit diminta
sesuatu darinya sementara dirinya masih membutuhkan do’a dari orang yang masih
hidup, sedangkan amalnya telah terputus disebabka kematiannya, kecuali sesuatu
yang dapat sampai kepadanya seperti do’a dan lainnya. Berbeda dengan orang yang
masih hidup, dia masih berada pada masa beramal. Orang yang telah mati gembira
apabila dido’akan . bagaimana mungkin memohon kepadanya sementara dia
memerlukan bantuan (do’a). adapun orang yang masih hidup namun tidak ada di
hadapan kita, tidak dapat mendengar seruan orang yang jauh darinya, maka
bagaimana bisa memenuhi seruan tersebut?
2.
Syirik
niat, keinginan dan kehendak
3. Syirik
ketaatan, yaitu mentaati ulama dalam mengharamkan apa yang Allah halalkan dan
menghalalkan apa yang Allah haramkan.
4. Syirik
kecintaan, yaitu mencintai seseorang seperti mencintai Allah swt.
Yang
kedua yaitu syirik asghar (kecil), yaitu yang tidak mengeluarkan pelakunya dari
agama Islam, seperti syirik yang tersembunyi yang dapat membuat sia-sia amal
perbuatnnya karena tercampur olehnya. Yang termasuk kedalam syirik kecil
diantaranya : 1) Riya, 2) Bersumpah dengan selain Allah, 3) Tatayyur (ramalan).
Ringkasnya
seperti itulah yang dimaksud dengan syirik. Semoga tulisan ringkas ini bisa
memberikan manfaat bagi para pembaca yang budiman, serta mengingatkan kita akan
bahayanya berbuat syirik.
Wassalam.
Daftar
Pustaka
-Tafsir
Sepersepuluh dari Al-Qur’an Al-Karim
-Abdul
Waid, Lezatnya Qiyamul Lail, (Yogyakarta, Citra Risalah, 2011) Cet. Ke-1
Minggu, 04 Januari 2015
Etika Minum Menurut Pandangan Islam
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah makanan, baik halal maupun haram, termasuk cara makan yang baik dan cara memulainya. Seperti halnya makanan, minuman pun sangat diperhatiakan oleh Islam, termasuk cara minum. Seorang muslim harus minum dengan cara sopan. Minuman pun tidak boleh (karena diharamkan) mengandung bahan-bahan yang diharamkan, seperti alcohol. Rasulullah Saw. membandingkan cara minum yang buruk dengan cara minum onta. Tentu saja manusia lebih mulia daripada onta. Karena manusia makhluk mulia, ia harus memiliki aturan dan tata tertib-kesopanan, termasuk dalam hal minum. Perlu dijelaskan bahwa kesehatan (jasmani dan rohani) dan kebahagiaan seseorang dan masyarakat sangat tergantung dengan gaya-pola makan dan minum, termasuk jenis makanan dan minuman yang di konsumsi.
Dari Ibnu Abbas r.a telah berkata, telah bersabda Rasulullah Saw.: “Janganlah kalian minum dalam satu tarikan nafas seperti unta meminum air, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali jeda; dan bacalah bismillah (dengan nama Allah), ketika kalian mulai minum, dan sebutlah Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) ketika kalian menyelesaikannya” (H.R Turmudzi)
Dari Anas bin Malik r.a telah berkata, “Rasulullah Saw. menarik tiga kali nafas untuk sekali minum” (H.R Muttafaq ‘Alaih)
Terkadang kita suka lupa karena mungkin tergesa-gesa ataupun karena memang merasa sangat haus, pada saat kita minum biasanya suka langsung meminum air yang berada di tangan kita tanpa membaca basmalah terlebih dahulu dan meminumnya dalam satu tarikan nafas. Jika kita perhatikan beberapa hadits di atas, jelaslah apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang di contohkan oleh baginda Nabi Saw.
Salah satu kenikmatan yang sering dilupakan manusia adalah menghirup udara segar (oksigen). Manusia akan mengalami kesulitan bernafas ketika ia mencium sesuatu yang tidak sedap dan tidak enak di hirup. Jadi, nafas merupakan karunia Allah yang harus selalu di syukuri sebagaimana Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa “Sabar memiliki 2 (dua) sisi, sisi yang satu adalah sabar, dan sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah swt.” Dengan mensyukuri nikmatnya bernafas kita sudah termasuk orang-orang yang sabar, bukankah Allah itu bersama orang-orang yang bersabar?
Ketika manusia bernafas ia menghirup atau memasukan gas oksgen (O2). Sebaliknya, ia mengeluarkan nafas, gas karbondioksida (CO2) yang akan keluar dari mulut. Dalam dunia kedokteran, gas oksigen akan memberi banyak keuntungan bagi manusia. Sebaliknya, bila yang dihirup adalah karbondioksida, kerugianlah yang akan dialami manusia.
Bila dikaitkan dengan menghirup karbondioksida itu, hadits di atas memberi peringatan kepada kita bahwa ketika seorang minum, hindari sambil bernafas. Jadi, larangan menarik nafas saat minum untuk memberi kesempatan kepada paru-paru agar terisi oleh zat kimia yang sesuai dengannya (karbondioksida). Tentu saja, makan dan minum akan lebih berkah bila diawali dan diakhiri oleh sebutan nama Allah. Bukankah nafas kita berasal dari-Nya? Bukankah makanan dan minuman yang kita rasai berasal dari-Nya? Bukankah seluruh apa yang kita miliki juga berasal dari dan akan kembali kepada-Nya?
Nah, mari sama-sama berbaiki pola hidup kita mulai dari hal-hal yang kecil, salah satunya dalam etika makan dan minum sehari-hari agar (bisa) sesuai dengan apa yang di contohkan Rasulullah Saw. melaksanakan sunnahnya merupakan bukti kita mencintai Rasulullah Saw. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya, dan mudah-mudahan manfaatnya bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar bisa menjadi seorang muslim dan muslimah yang senantiasa mendapat rahmat dan ridha-Nya.
SANG KEKASIH SEJATI
Pernahkah anda jatuh cinta? Setiap orang di dunia pasti pernah
mengalami hal tersebut. Ketika sedang terkena “virus” ini, kita selalu
merindukan si dia. Saat bertemu dengannya, kita pun betah untuk berlama-lama
hanya untuk mengobrol ringan, bersenda gurau, ataupun mendengar curhat
dari si dia. Waktupun terasa berjalan begitu cepat berlalu. Begitulah gambaran
orang-orang yang sedang jatuh cinta, ingin selalu berdua dengan si dia. Nah,
Allah swt adalah kekasih yang mengasihi kita apa adanya. Dia mengasihi kita
tanpa mengharap apapun. Dia memaafkan apapun kesalahan kita, asal kita
menyesalinya dengan sungguh-sungguh. Ampunan-Nya lebih besar dari dosa-dosa
yang kita lakukan, dan kasih sayang-Nya jauh lebih besar dari yang kita harapkan. Dia adalah
sang kekasih sejati yang mencintai kita, menyayangi kita, mengasihi kita, tanpa
mengharap apapun dari kita. Dialah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
Mahakarya tanpa apapun dari makhluk-Nya.
Saat melaksanakan qiyamul lail [1] , kita dapat bercengkerama (munajat) dengan Sang Kekasih Sejati, Allah swt,
Tuhan yang Maha Esa, dalam suasana kedekatan yang “intim”. Hanya ada kita dan
Allah swt. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita merasa nyaman dan senang
dengan berlama-lama “berduaan” dengan-Nya.
Mungkin timbul pertanyaan dalam diri kita,
“Kita bisa mencintai seseorang karena kita bisa melihat keindahannya. Lalu
bagaimana dengan Allah swt yang tidak bisa kita lihat?” kita jawab begini,
“Kita bisa saja mencintai dan bercengkerama dengan seseorang yang kita cintai
tanpa melihat dirinya. Lihat saja fenomena saat ini, banyak remaja kita yang
ber-SMS-an ria tanpa melihat dengan siapa dia berkomunikasi. Kita tak melihat
dengan siapa ber-SMS, namun kita sudah merasa puas.” Lalu, kembali timbul
pertanyaan dalam diri kita, “Jika dengan SMS,
kita bisa tanya jawab, bahkan curhat, melalui tulisan tanpa
melihat lawan bicara kita, lalu bagaimana kita bercengkerama dengan-Nya? Kita
tak tahu jawaban dari-Nya?” bisa kita jawab begini, “Apakah kita ragu bahwa Dia
bisa mendengar segala yang kita ungkapkan? Bukankah Dia Maha Mendengar? Jika
Maha Mendengar, tentunya Dia juga akan menjawab (mengabulkan) segala apa yng
kita curahkan.” Kita yakin bahwa jawaban-Nya jauh melebihi yang kita duga.
Ingat kasih sayang dan cinta-Nya jauh lebih besar dari yang kita perkirakan.
Barangkali jawban dari kekasih kita lewat SMS hanyalah basa-basi ataupun rayuan
gombal untuk sekedar menghibur kita. Namun apakah Dia juga begitu? Tidak, Dia
selalu menepati janji-Nya, tak ada istilah rayuan gombal atau basa-basi
menghibur dalam “kamus”-Nya. Dia lebih dekat dari urat nadi kita.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ
أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ -١٦-
“Dan sungguh, Kami telah Menciptakan manusia
dan Mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya”. (Q.S Qaf [50] : 16)
Pendorong utama kita mau melaksanakan qiyamul
lail adalah keimanan yang tebal. Bukankah iman yang tebal akan menambah
kekhusuykan kita dalam beribadah? Nabi saw bersabda: “Iman adalah jika engkau
menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya: dan jika tidak mampu, maka Dia
sungguh melihatmu.” Nah, inilah sebenarnya kunci yang bisa membuka hati dan
pikiran agar mau mengerjakan perbuatan yang baik dan menghindari perbuatan
buruk. Pada saat beribadah kepada-Nya kita harus benar-benar insaf bahwa Dia
melihat kita. Kita diawasi oleh-Nya. Dia Maha Melihat kapan pun di mana pun
kita berada.
Pernahkah anda memperhatikan seorang buruh
atau karyawan? Tidak jarang seorang karyawan giat dan terlihat rajin bekerja
saat ada majikan. Dia berharap, dengan bekerja keras, sang majikan akan
menaikkan gajinya. Ketika sang majikan tidak ada, dia bekerja sekadarnya,
bahkan sambil ngobrol dengan beberapa teman di sebelahnya. “Bukankah tak ada
yang melihat?” begitu yang terlintas dalam pikirannya.
Namun sadarkah kita bahwa Allah terus mengawasi gerak-gerik kita? Bahkan apa
yang terlintas dalam pikiran juga diketahui oleh-Nya. Oleh karena itu, kita
seharusnya sangat bersemangat untuk melaksanakan qiyamul lail karena Dia
melihat kita. Kita ingin Dia melihat kita selalu dalam perbuatan baik. Kita
usahakan sisa umur kita, yang tak diketahui sampai kapan, diisi dengan
perbuatan-perbuatan terpuji. Kita yakin bahwa Dia akan “menggaji” kita, jauh
dari hitungan matematis yang selama ini kita pahami.
Selanjutnya, iman yang kuat ini akan
melahirkanrasa khusyuk. Kekhusyukan inalah yang menjadikan ibadah terasa
nikmat. Andaikata kita melakukan shalat tanpa disertai kekhusyukan , misalnya
sambil mengingat hal-hal lain, kita sebenarnya sedang “menghina” dan mencuekin
Allah swt. Kok bisa? Coba bayangkan atau barangkali kita pernah
mengalami. Ada seorang teman yang sedang bercerita atau curhat, namun ia
mengatakannya sambil menoleh atau bermain-main dengan HP-nya, sedangkan kita
menatapnya dengan antusias. Lalu apa kira-kira yang ada di pikiran kita? Teman
tersebut kita anggap sebagai orang yang tidak sopan, bahkan menghina kita. Dia
bercerita sambil menoleh atau bermain HP sama saja dengan main-main, tidak
bersungguh-sungguh bahkan bisa jadi menghina kita.
Orang yang tubuhnya sedang shalat, sementara
hati dan pikirannya sedang “di dapur”, “di kantor”, “di pasar”, “di kampus” dan
seterusnya. Sama saja dengan orang yang mengobrol sambil main-main HP. Sadarkah
Anda, saat kita beribadah (shalat), kita sebenarnya sedang bercengkerama dengan
Sang Kekasih Sejati. Karena itu, ketika shalat kita usahakan seluruh pikiran
kita terfokus dan konsentras hanya kepada-Nya. Untuk beberapa menit kita
lupakan segala permasalahan kantor, tagihan telepon yang membengkak di bulan
ini, dan seterusnya. Dalam waktu yang hanya beberapa menit ini, kita curahkan
segala pikiran kita hanya untuk-Nya.
[1] Qiyam
artinya ‘berdiri’ atau ‘bangun’, sedangka al-lail berarti malam. Jadi, qiyamul
lail bangun pada waktu malam untuk beribadah kepada Allah swt dengan berdzikir,
membaca al-Qur’an, beritikaf, atau melaksanakan shalat sunnah.
Langganan:
Postingan (Atom)