Minggu, 04 Januari 2015

Etika Minum Menurut Pandangan Islam





Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah makanan, baik halal maupun haram, termasuk cara makan yang baik dan cara memulainya. Seperti halnya makanan, minuman pun sangat diperhatiakan oleh Islam, termasuk cara minum. Seorang muslim harus minum dengan cara sopan. Minuman pun tidak boleh (karena diharamkan) mengandung bahan-bahan yang diharamkan, seperti alcohol. Rasulullah Saw. membandingkan cara minum yang buruk dengan cara minum onta. Tentu saja manusia lebih mulia daripada onta. Karena manusia makhluk mulia, ia harus memiliki aturan dan tata tertib-kesopanan, termasuk dalam hal minum. Perlu dijelaskan bahwa kesehatan (jasmani dan rohani) dan kebahagiaan seseorang dan masyarakat sangat tergantung dengan gaya-pola makan dan minum, termasuk jenis makanan dan minuman yang di konsumsi.

Dari Ibnu Abbas r.a telah berkata, telah bersabda Rasulullah Saw.: “Janganlah kalian minum dalam satu tarikan nafas seperti unta meminum air, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali jeda; dan bacalah bismillah (dengan nama Allah), ketika kalian mulai minum, dan sebutlah Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) ketika kalian menyelesaikannya” (H.R Turmudzi)

Dari Anas bin Malik r.a telah berkata, “Rasulullah Saw. menarik tiga kali nafas untuk sekali minum” (H.R Muttafaq ‘Alaih)

Terkadang kita suka lupa karena mungkin tergesa-gesa ataupun karena memang merasa sangat haus, pada saat kita minum biasanya suka langsung meminum air yang berada di tangan kita tanpa membaca basmalah terlebih dahulu dan meminumnya dalam satu tarikan nafas. Jika kita perhatikan beberapa hadits di atas, jelaslah apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang di contohkan oleh baginda Nabi Saw.

Salah satu kenikmatan yang sering dilupakan manusia adalah menghirup udara segar (oksigen). Manusia akan mengalami kesulitan bernafas ketika ia mencium sesuatu yang tidak sedap dan tidak enak di hirup. Jadi, nafas merupakan karunia Allah yang harus selalu di syukuri sebagaimana Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa “Sabar memiliki 2 (dua) sisi, sisi yang satu adalah sabar, dan sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah swt.” Dengan mensyukuri nikmatnya bernafas kita sudah termasuk orang-orang yang sabar, bukankah Allah itu bersama orang-orang yang bersabar?

Ketika manusia bernafas ia menghirup atau memasukan gas oksgen (O2). Sebaliknya, ia mengeluarkan nafas, gas karbondioksida (CO2) yang akan keluar dari mulut. Dalam dunia kedokteran, gas oksigen akan memberi banyak keuntungan bagi manusia. Sebaliknya, bila yang dihirup adalah karbondioksida, kerugianlah yang akan dialami manusia.

Bila dikaitkan dengan menghirup karbondioksida itu, hadits di atas memberi peringatan kepada kita bahwa ketika seorang minum, hindari sambil bernafas. Jadi, larangan menarik nafas saat minum untuk memberi kesempatan kepada paru-paru agar terisi oleh zat kimia yang sesuai dengannya (karbondioksida). Tentu saja, makan dan minum akan lebih berkah bila diawali dan diakhiri oleh sebutan nama Allah. Bukankah nafas kita berasal dari-Nya? Bukankah makanan dan minuman yang kita rasai berasal dari-Nya? Bukankah seluruh apa yang kita miliki juga berasal dari dan akan kembali kepada-Nya?

Nah, mari sama-sama berbaiki pola hidup kita mulai dari hal-hal yang kecil, salah satunya dalam etika makan dan minum sehari-hari agar (bisa) sesuai dengan apa yang di contohkan Rasulullah Saw. melaksanakan sunnahnya merupakan bukti kita mencintai Rasulullah Saw. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya, dan mudah-mudahan manfaatnya bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar bisa menjadi seorang muslim dan muslimah yang senantiasa mendapat rahmat dan ridha-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar